Senin, 27 April 2020

Sarana Produksi Teknik Budidaya Ikan Hias Air Tawar

Mantan KA UPTD
Saat ini banyak sekali ikan hias yang dijual di pasaran yang harganya cukup murah karena mudah untuk di kembang biakkan dengan cepat. Ikan hias cukup dikenal oleh masyarakat sebagai hiasan aquarium. Perkembangan ikan hias di Indonesia mengalami kemajuan yang terus meningkat, terutama ikan hias air tawar asli Indonesia. Dari sekian banyak jenis ikan hias, tidak semuanya telah dapat dibudidayakan. Dalam menternakkan ikan hias harus diperhatikan bahwa masing-masing jenis mempunyai sifat dan kebiasaan hidup yang berbeda-beda, misalnya dalam cara pemijahan, bertelur ataupun menyusun sarangnya.

Sarana produksi perlu dan penting diperhatikan dalam budidaya ikan hias. Dibutuhkan sarana produksi dan teknik yang yang tepat agar produksi lebih optimal. Dalam usaha membudidayakan ikan, alat untuk pembenihan sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan pembenihan ikan. Alat yang digunakan ini tidak terlalu rumit. Faktor lingkungan ikan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembenihan ikan hias. Jadi rawatlah lingkungan hidup ikannya. Berikut ini beberapa sarana dalam produksi ikan hias air tawar.

A. Bahan
1. Benih. 
Benih adalah ikan dari mulai menetas sampai ukuran tertentu ikan yang akan digunakan tergantung jenis budidaya yang akan dilakukan. Padafase pembesaran biasanya memulai pemeliharaan dari ukuran benih. Benih yang dapat digunakan berumur 7 hari,dipilih benih yang sehat, berenang dengan gesit dan lincah.

2. Pakan
Pakan merupakan sumber energi dan nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan ikan.Pakan yang dapat diberikan berupa pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami adalah pakan yang dikonsumsi oleh organisme yang berasal dari alam. Pakan alami yang digunakan untuk pakan ikan hias dan benih berupa plankton, yaitu organisme yang hidup melayang-layang pada perairan. Plankton yang bersifat hewani disebut zooplankton. Plankton yang bersifat nabati didsebut fitoplankton. Contoh fitoplankton yang sudah dibudidayakan antara lain Euglena, Tetraselmis, dan sebagainya. Sedangkan zooplankton berupa Moina, Rotifera, dan Dapnia. Pakan alami akan tumbuh dengan kondisi perairan yang subur, oleh karena itu dibutuhkan pemupukan ataupun penambahan probiotik pada wadah budidaya.
 Saat ini banyak sekali ikan hias yang dijual di pasaran yang harganya cukup murah karena  Sarana Produksi Teknik Budidaya Ikan Hias Air Tawar
Pakan buatan diolah dengan formulasi bahan tertentu sesuai dengan kebutuhan setiap jenis ikan. Pakan buatan biasa berbentuk pellet, pasta maupun lembaran. Pakan buatan dibentuk berdasarkan kebutuhan ada jenis crumble, glanura, lembaran/flak.

3. Obat-obatan
Pada proses pemeliharaan ikan hias air tawar sangat memungkinkan munculnya penyakit pada ikan-ikan tersebut. Hal tersebut dapat dihindari dengan cara mengendalikan kualitas air agar tetap stabil. Jenis-jenis obat-obatan yang digunakan untuk ikan Menthilen blue atau penyakit yang disebabkan oleh jamur, Kalium permanganat untuk penyakit yangdisebabkan jamur, Malasit green untuk penyakit yang disebabkan oleh parasit golongan protozoa.

B. Alat
1. Wadah Budidaya Ikan Hias
Wadah yang biasa digunakan untuk budidaya ikan hias air tawar berupa akuarium. Akuarium yang akan digunakan untuk budidaya dipastikan dalam kondisi bersih dan tidak mengalami kebocoran.

2. Instalasi Aerasi
Selain wadah yang baik, juga harus diperhatikan instalasi aerasi, biasanya aerasi tidak terlalu kencang maka diujung selang aerasi biasanya menggunakan batu aerasi. Aerasi bisa diatur dengan menggunakan kran aerasi. Aerasi merupakan peralatan akuarium yang sangat penting, dimana mesin ini berfungsi untuk menghasilkan (gelembung-gelembung) oksigen dalam air semakin kecil permukaan gelembung oksigen yang dihasilkan akan semakin mudah bagi air untuk menyerap oksigen tersebut. Manfaat instalasi aerasi antara lain sebagai berikut.
  • Mensuplai oksigen dalam air (meningkatkan kadar oksigen dalam air).
  • Menghasilkan cukup arus yang disukai oleh beberapa jenis ikan dan membuat air tersirkulasi.
  • Membawa hawa panas dalam air ke permukaan, sehingga air terhindar dari suhu panas yang berlebih.

C. Teknik Budidaya Ikan Hias
1. Pemberian pakan
Induk ikan hias diberi pakan cacing sutera/tubifek yang diberikan 3 kali sehari dengan jumlah pakan 3-5% dari berat ikan total. Pakan diberikan pada pukul 07.00, 13.000, dan 17.00, sedangkan pakan untuk benih yang masih kecil yaitu tubifek yang dicincang, kutu air maupun jentik nyamuk dengan frekuensi pemberian pakan tiga kali setiap hari.

2. Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan yang penting dilakukan setiap hari adalah penyedotan kotoran dan penggantian air sekitar dua minggu sekali atau ketika air sudah mulai keruh. Untuk mengurangi berkembangnya penyakit serta pengukuran kualitas air yaitu suhu, tingkat keasaman, dan oksigen terlarut.

3. Pengendalian Hama dan Penyakit
Beberapa jenis penyakit yang sering timbul dalam proses pemeliharaan ikan hias air tawar antara lain sebagai berikut.

a. Penyakit bintik putih
Jasad penyebab penyakit bintik putih adalah Ichthyophthirius multifiliis. Penyakit yang sering disebut "Ich" atau "White Spot". Gejala klinis yang ditunjukkan adalah bintik putih baik pada kulit, sirip, mata, dan insang yang sering terjadi pada ikan ukuran kecil (benih). Kasus infeksinya sering pada kondisi ikan dengan kepadatan tinggi daan dengan suhu air yang rendah (<25 derajat C).

Penanggulangan parasit dilakukan dengan cara pencegahan yaitu mempertahankan kualitas perairan dalam keadaan optimal antara lain cukup oksigen, mengurangi kepadatan serta mempertahankan suhu air. Pengobatan dapat dilakukan dengan cara merendam ikan yang terinfeksi dalam suatu wadah pada larutan formalin 25 ml/m3 dan malachite green axalat 0,15 g/m3 air selama 24 jam.

b. Penyakit Trichodiniasis
Penyakit ini disebabkan ole Trichodina sp. Parasit ini banyak terjadi pada ikan ukuran benih terutama jika berada dalam keadaaan stress yang disebabkan antara lain oleh kepadatan tinggi, penanganan yang kurang sempurna, pemberian pakan yang kurang tepat (mutu maupun jumlahnya) terutama pada keadaan temperatur rendah.

Gejala klinis yang ditunjukkan adalah ikan yang terinfeksi biasanya mengosok-gosokkan badannya pada dasar atau dinding bak atau kolam.

Penanggulangan penyakit ini dapat dilakukan dengan cara mencegahnya yaitu dengan penanganan yang sempurna, penerapan sanitasi wadah, air serta manajemen budidaya yang sempurna. Pengobatan dapat dilakukan dengan cara perendaman dalam larutan formalin 25 ml/m3 air selama 24 jam atau Acrifi vin dengandosis 3 mg/l air selama 15 sampai 30 menit yang dilakukan dalam bak atau wadah penampung.

c. Penyakit Tetrahymena
Penyakit tersebut disebabkan oleh Tetrahymenapyriformis yang dapat menginfeksi kulit dan sirip ikan budidaya. Organisme penyebab penyakit tersebut kalau dilihatmengunakan mikroskop maka bentuknya akan menyerupai buah pear. Gejala klinisnya adalah ikan yang terinfeksi akan menggosok-gosokkan tubuhnya pada dasar atau dinding wadah, serta mengibas-ngibaskan siripnya. Pengaobatan dapat dilakukan dengan cara menggunakan Acriflavin n cara3 mg/l air dengan cara perendaman selama 15 - 30 menit.

d. Penyakit Cacing
Cacing tersebut biasanya terdapat pada insang maupun kulit. Cacing jenis Dactylogyrus sp. dan Gyrodactylus spp., serta Quadriacanthus sp. merupakan parasit yang banyak menyerang ikan budidaya, terutama ikan yang berukuran kecil. Gejala klinisnya antara lain adalah frekuensi pernapasan/gerakan insang yang bertambah cepat, ikan berwarna lebih gelap dan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding wadah, dan lama-kelamaan ikan akan menjadi kurus.

Penanggulangan parasit ini dapat dilakukan dengan cara mengurangi padat penebaran. Pengobatan juga dapat dilakukan dengan menggunakan formalin 150 ml/m3 air dengan cara perendaman dalam wadah penampung.

4. Pemanena
Benih ikan hias akan terbentuk warna pada saat usia sekitar dua bulan. Setelah memiliki warna ikan hias sudah dapat dipasarkan. Panen ikan dilakukan secara total ataupun parsial/sebagian. Panen total adalah panen yang dilakukan dengan cara menjual seluruh hasil budidaya tanpa sortasi, sedangkan panen parsial berdasarkan ukuran, umur, dan kelamin.

Pada panen parsial dilakukan sortir dengan cara dipilih sedikit demi sedikit dengan menggunakan sendok/centong sortir. Pemanenan sebaiknya dilakukan di waktu pagi hari atau sore hari, karena pada saat tersebut suhu rendah dan stabil.

Kegiatan panen diakhiri dengan pengemasan yang dilakukan dengan secara terbuka maupun tertutup. Pengemasan terbuka biasa dilakukan untuk tujuan pengiriman jarak dekat. Ikan yang akan dipasarkan dimasukkan ke dalam wadah terbuka misalnya drum plastik, sedangkan pengemasan tertutup adalah pengemasan yang dilakukan ke dalam kantong yang berisi air sepertiga bagian diikuti pemberian gas oksigen dan diikat ujungnya dengan karet gelang.