Selasa, 21 April 2020

Menulis Karya Ilmiah Sederhana

Mantan KA UPTD
Menulis Karya Ilmiah Sederhana
Menulis karya ilmiah sederhana merupakan materi yang ada di Sekolah Menengah. Baik di SMP/MTs maupun di SMA, MA, dan SMK. Pada dasarnya pelajaran ini juga akan diperlukan oleh seluruh pelajar, bahkan sampai tingkat perguruan tinggi. Kemampuan menulis karya ilmiah lebih banyak bertumpu pada logika berpikir.

Berikut ini dijelaskan struktur Karya Ilmiah Sederhana:

Judul
Pendahuluan
Pembahasan / Isi
Penutup
Daftar Pusataka

Judul Penelitian
Judul penelitian hendaknya ditulis dengan baik berdasarkan kaidah penulisan judul. Kaidah penulisan judul pada umumnya adalah setiap kata diawali dengan huruf kapital kecuali kata hubung (dengan, untuk) ataupun kata depan (di, ke, dari). Selain itu, dalam penelitian penulisan judul hendaknya mewakili minimal tiga hal yaitu: objek, sumber data, dan teori. Lebih lengkapnya silakan simak contoh Judul Penelitian berikut ini.
Wacana Grafiti Berbahasa Indonesia pada Bak Truk: Analisis Wacana Kritis.
Wacana Grafiti Berbahasa Indonesia merupakan objek penelitiannya, Bak Truk merupakan sumber data, dan Analisis Wacana Kritis adalah teori atau pendekatan yang digunakan untuk melakukan penelitian.

Pendahuluan
Bagian pendahuluan dalam Menulis Karya Ilmiah Sederhana berisi empat hal pokok, yaitu Latar Belakang penelitian, masalah yang dibahas dalam penelitian, tujuan dilakukan penelitian, dan teori yang digunakan dalam penelitian tersebut. Karena ini adalah penelitian sederhana, maka yang digunakan adalah teori yang sederhana pula.

Latar belakang pada dasarnya berisi pemaparan alasan mengapa penelitian tersebut dibutuhkan dan penting untuk dilakukan. Misalnya jika judulnya seperti di atas, maka latar belakangnya bisa seperti contoh di bawah ini:

Di sepanjang jalan, sering ditemui truk dengan tulisan di bagian belakang truk. Tulisan-tulisan tersebut memiliki bentuk yang jelas dan unik sehingga menarik untuk dibaca oleh setiap orang yang melihatnya. Tulisan-tulisan tersebut tentu buka sekedar dicoretkan oleh para pembuatnya. Tentu coretan-coretan tersebut memiliki tujuan dan makna tertentu.
Oleh karena beragam dan banyaknya tulisan tersebut, itu menjadi fenomena tersendiri. Akan tetapi tidak semua orang bisa memahami tulisan di bak truk karena tulisan yang sangat singkat dan hanya beberapa kata saja. Maka diperlukan analisis yang mendalam untuk bisa memahami tulisan-tulisan tersebut.

Setelah latar belakang, ada rumusan masalah yang dilanjutkan langsung dengan tujuan penelitian. Rumusan masalah biasanya berupa pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian. Tujuan penelitian berupa usaha untuk memaparkan rumusan masalah tersebut. Berikut ini contoh rumusan masalah sekaligus tujuan dari penelitian yang berjudul Wacana Grafiti Berbahasa Indonesia pada Bak Truk: Analisis Wacana Kritis.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah Bagaimana bentuk-bentuk tulisan dalam grafiti bak truk. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah menjelaskan bentuk-bentuk grafiti yang ada pada bak truk.

Dalam penelitian sederhana pemaparan teori digabung dalam pendahuluan. Tempatnya tepat setelah tujuan penelitian. Teori yang dipaparkan juga teori yang sederhana. Cukup berupa pengertian dari hal-hal yang ada pada judulnya. Jika judulnya adalah Wacana Grafiti Berbahasa Indonesia pada Bak Truk: Analisis Wacana Kritis. Maka yang diperlukan adalah pengertian tentang Grafiti, Bak Truk, dan Analisis Wacana Kritis.

Pembahasan
Pembahasan atau isi dalam karya ilmiah sederhana berupa paparan hasil pengamatan yang telah disesuaikan dengan rumusan masalah. Jika rumusan masalah ada tiga maka pokok bahasannya dibagi menjadi tiga. Misalnya seperti contoh di atas, rumusan masalahnya hanya ada satu, maka pokok bahasannya ada satu. Akan tetapi jika ditemukan berbagai variasi tentang bentuk grafiti (seperti judul di atas) maka juga perlu dijelaskan masing-masing bentuknya.

Pemaparan hasil disesuaikan dengan data yang ditemukan. Pembahasan tidak hanya berupa pemunculan data (ditulis datanya saja) melainkan juga harus disertai hasil anilisis (pengamatan) oleh peneliti.

Penutup
Bagian penutup dalam penulisan karya ilmiah sederhana biasanya berupa kesimpulan dari pemaparan. Misalnya setelah dipaparkan panjang lebar dalam pembahasan yang utuh, maka perlu disimpulkan. Kesimpulan tersebut dapat berupa paragraf maupun berupa pokok-pokok (poin-poin) hasil temuan.

Daftar Pustaka
Daftar  pustaka berisi daftar buku yang menjadi rujukan (bahan bacaan) untuk menemukan teori. Berikut ini contoh penulisan daftar pustaka yang benar.
Sugono, Dendy (Peny.). 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Keterangan:
Sugono, Dendy merupaka pembalikan nama penulisnya Dendy Sugono. Nama tersebut dibalik dengan ketentuan, Satu kata nama paling akhir di letakkan di depan kemudian diikuti tada koma (,). Misalnya nama penulisnya adalah Abdur Rahman Wahid maka ditulis Wahid, Abdur Rahman.
(Peny) merupakan singkatan dari penyunting bisa juga ditulis ed untuk editor. Hal ini diperlukan karena penulis merupakan tim (banyak penulis) dan yang ditulis adalah editornya.
2010. merupakan tahun terbitnya buku.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat merupakan judul buku yang menjadi rujukan. Penulisannya menggunakan kaidah penulisan judul, seperti yang sudah dijelaskan di atas, dan harus ditulis miring. Kalau ada keterangan cetakan di halaman depan buku makan ditulis pula cetakannya.
Jakarta adalah tempat terbit.
Gramedia Pustaka Utama adalah nama penerbit yang menerbitkan buku tersebut.

Data-data di atas biasanya ditulis di bagian depan buku.


Semoga postingan mengenai menulis karya ilmiah sederhana dan beserta contohnya ini dapat memberikan manfaat. J