Minggu, 12 April 2020

Membuat Rancangan Tata Artistik Pementasan

Mantan KA UPTD
Tata artistik merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah pementasan. Pertunjukan atau pementasan teater menjadi tidak sempurna tanpa adanya tata artistik yang mendukungnya. Unsur artistik dalam sebuah pementasan meliputi tata panggung, tata busana, tata cahaya, tata rias, tata suara, tata musik yang dapat membantu pementasan menjadi sempurna sebagai pertunjukan. Unsur-unsur artistik tersebut menjadi lebih berperan apabila penata artistik mampu memanfaatkan dengan baik. Untuk itu sebelum melakukan pementasan ada baiknya merancang terlebih dahulu unsur-unsur tersebut sehingga unsur-unsur tersebut menjadi kesatuan yang utuh untuk mendukung sebuah pementasan. Tata artistik dalam sebuah pementasan antara lain sebagai berikut.

A. Merncang Tata Pentas
Tata pentas bisa disebut juga dengan scenery atau pemandangan latar belakang tempat memainkan lakon. Tata pentas dalam pengertian yang luas adalah suasana seputar gerak laku di atas pentas dan semua elemen-elemen visual atau yang terlihat oleh mata yang mengitari pemeran dalam pementasan. Tata pentas dalam pengertian teknik terbatas pada benda yang membentuk suatu latar belakang fisik dan memberi batas lingkungan gerak laku. Dengan mengacu definisi di atas dapat ditarik pengertian bahwa tata pentas adalah semua latar belakang dan benda-benda yang ada di panggung guna menunjang seorang pemeran memainkan lakon.

Prinsip-prinsip dalam menata pentas antara lain sebagai berikut.
  1. Dapat memberi ruang kepada gerak laku.
  2. Dapat memberi pernyataan suasana lakon.
  3. Dapat memberi pandangan yang menarik.
  4. Dapat dilihat dan dimengerti penonton.
  5. Merupakan rancangan yang sederhana
  6. Dapat bermanfaat terus menerus bagi pemeran atau pelaku.
  7. Dapat secara efisien dibuat, disusun, dan dibawa.
  8. Dapat membuat rancangan dengan menunjukkan bahwa setiap elemen yang terdapat di dalam penampilan visual pentasnya memiliki hubungan satu sama lain.

B. Merancang Tata Busana
Tata busana sangat berpengaruh pada penonton karena sebelum seorang pemeran didengar dialognya terlebih dahulu diperhatikan penampilannya. Oleh sebab itu, kesan yang ditimbulkan pada penonton mengenai diri pemeran tergantung pada apa yang tampak oleh mata penonton. Busana yang tampak pertama kali akan membantu menggariskan karakternya, kemudian dari busana tersebut juga akan memperkuat kesan penonton.
  1. Pilihlah dan pelajari naskah lakon yang akan dimainkan
  2. Identifikasilah ada berapa macam busana yang ada dalam naskah lakon tersebut
  3. Buatlah gambar sketsa busana sesuai dengan keterangan yang ada dalam naskah lakon tersebut.
  4. Buatlah gambar rancangan busana dan aksesorinya serta berikan ukurannya
  5. Gambar rancangan tersebut harus mengacu pada prinsip-prinsip fungsi tata busana dalam pementasan.
  6. Warnailah gambar rancangan sesuai dengan tata busana yang akan diwujudkan.

Agar busana pementasan memiliki efek yang diinginkan, maka busana tersebut harus dapat mememnuhi beberapa fungsi tertentu yaitu :
  1. Membantu menghidupkan perwatakan pelaku, artinya sebelum dia berdialog busana yang dikenakan sudah dapat menunjukkan siapa dia sesungguhnya, umurnya, kebangsaannya, status sosialnya, dan kepribadiannya.
  2. Membantu menunjukkan individualisasi peranan, artinya warna dan gaya tata busana harus dapat meembedakan peranan yang satu dengan peranan yang lain.
  3. Membantu memberi fasilitas dan membantu gerak pelaku, artinya pelaku harus dapat melaksanakan laku atau akting perannya tanpa terganggu oleh busananya. Busana tidak harus dapat memberi bantuan kepada pelaku tetapi busana harus sanggup menambah efek visual gerak, menambah indah dan menyenangkan jika dilihat disetiap posisi yang diambil pelaku.

C. Merancang Tata Rias
Tata rias adalah segala sesuatu yang ditujukan untuk membentuk artistik yang mendukung pemeran dalam sebuah pementasan lakon. Tata rias merupakan cara bagaimana menggunakan bahan-bahan kosmetik untuk mewujudkan wajah atau gambaran peran yang akan dimainkan. Sebagai contoh seorang pemeran dalam kehidupan sehari-hari mungkin dikenal sebagai seorang pelajar, tetapi di atas panggung dia akan menjadi manusia lain atau menjadi seorang pemeran yang digariskan oleh penulis lakon.

Tugas tata rias adalah membantu meberikan dandanan atau perubahan-perubahan pada para pemain sehingga terbentuk dunia pentas dengan suasana yang mengena dan wajar. Tugas ini dapat merupakan fungsi pokok dan dapat pula sebagai fungsi bantuan. Sebagai fungsi pokok misalnya tata rias akan mengubah seorang gadis belia menjadi nenek tua atau seorang wanita yang memainkan peran sebagai pria atau sebaliknya. Tata rias sebagai fungsi bantuan misalnya seorang gadis muda harus memainkan peranan sebagai gadis muda, tetapi masih membutuhkan riasan muka atau rambut dan hal-hal kecil yang lainnya. Untuk merancang tata rias pementasan dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut.
  1. Pilihlah dan pelajari naskah pentas yang akan dipentaskan
  2. Buatlah gambar sketsa tata rias sesuai dengan keterangan yang ada dalam naskah lakon.
  3. Buatlah gambar rancangan tata rias sesuai dengan karakter yang ada dalam naskah lakon tersebut.
  4. Gambarlah rancangan tersebut dengan mengacu pada prinsip-prinsip kegunaan tata rias dalam pementasan.
  5. Warnailah gambar rancangan tersebut sesuai dengan tata rias yang akan diwujudkan.

Kegunaan tata rias dalam sebuah pementasan diantaranya adalah sebagai berikut.
  1. Merias tubuh berarti mengubah hal yang alami menjadi hal yang berguna artinya dengan prinsip mendapatkan daya guna yang tepat. Bedanya dengan tata rias cantik adalah kalau tata rias cantik merubah hal yang jelek menjadi cantik, sedangkan rias teater adalah merubah yang alami menjadi yang dikehendaki.
  2. Mengatasi efek tata lampu yang kuat.
  3. Membuat wajah dan badan sesuai dengan peranan yang dimainkan atau dikehendaki.
 Tata artistik merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah pementasan Membuat Rancangan Tata Artistik Pementasan
Tata Rias dan Tata Cahaya Pementasan
D. Merancang Tata Cahaya
Tata cahaya merupakan pengaturan sinar lampu untuk menerangi dan menyinari arena permainan serta menimbulkan efek artistik. Tata cahaya sebelum menggunakan lampu listrik biasanya menggunakan cahaya matahari sebagai sumber penerangannya. Untuk merancang tata cahaya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
  1. Pilihlah naskah lakon yang akan dipentaskan dan pelajari naskah tersebut.
  2. Indentifikasilah ada beberapa titik dan jenis cahaya yang ada dalam naskah tersebut.
  3. Buatlah gambar denah cahaya sesuai dengan keterangan yang ada dalam naskah lakon.
  4. Gambar rancangan tersebut dengan mengacu pada tujuan tata cahaya dalam pementasan.
  5. Warnailah gambar denah tata cahaya sesuai dengan tata cahaya yang akan diwujudkan.

Tujuan tata cahaya dalam pementasan adalah berfungsi sebagai berikut.
  1. Menerangi dan menyinari pentas dan pemeranan. Menerangi yaitu sekedar untuk memberi terang dan menghilangkan gelap dalam sebuah pentas. Semua benda yang ada dalam pentas tersebut diterangi. Menyinari yaitu cara menggunakan lampu untuk membuat bagian-bagian pentas sesuai dengan keadaan dramatik lakon. Dengan menyinari daerah-daerah tertentu maka ada suasana yang hendak lebih ditonjolkan agar tercapai efek dramatik
  2. Meningkatkan efek cahaya alamiah artinya tata cahaya dapat menentukan jam, musim, cuaca, dengan menggunakan tata cahaya.
  3. Melukiskan dekor atau scenery untuk menambah nilai warna sehingga tercapai adanya sinar dan bayangan yang menonjolkan fungsi dekorasi.
  4. Membantu permainan lakon dengan cara membantu menciptakan suasana kejiwaan.

E. Merancang Tata Bunyi
Tata bunyi dapat diartikan sebagai cara untuk mengatur musik, efek bunyi maupun bunyi-bunyian yang lain yang mendukung terciptanya suasana sehingga muncul suasana emosional yang tepat. Tata bunyi juga diharapkan dapat membantu imajinasi penonton untuk bisa membayangkan dan merasakan suasana yang terjadi dalam lakon. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan tata bunyi adalah sebagai berikut.
  1. Pilihlah lakon yang akan dipentaskan dan pelajari lakon tersebut.
  2. Identifikasilah ada berapa macam jenis bunyi serta suasana yang ada dalam naskah lakon tersebut.
  3. Buatlah daftar kebutuhan bunyi yang ada dalam naskah lakon tersebut termasuk bunyi suasana dan bunyi efek. Daftar kebutuhan bunyi tersebut harus mengacu pada prinsip-prinsip terciptanya suasana dan pembangunan imajinasi penonton dalam pementasan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tata bunyi adalah sebagai berikut.
  1. Dialog-efek bunyi-musik, ketiganya bisa dipergunakan bersama-sama, namun terkadang hanya dua atau hanya satu saja. Agar pertunjukan enak didengar dan dilihat harus memperhatikan volume dari ketiga unsur tersebut. Volume tersebut harus sesuai dengan suasana dalam pementasan. 
  2. Efek bunyi dapat dihasilkan dari alat musik, suara manusia atau benda-benda yang mampu mengeluarkan bunyi untuk membantu penonton menbayangkan apa yang terjadi dalam lakon.

Cara sederhana membuat efek bunyi diantaranya adalah sebagai berikut.
  1. Bunyi pintu ketika dibuka atau ditutup akan terdengar benturan antara grendel dan daun pintu. Untuk menghasilkan bunyi tersebut dengan cara membuat tiruan pintu yang ketika didekatkan dengan mikrofon akan menyerupai bunyi pintu sungguhan.
  2. Bunyi jam dapat menggunakan kotak logam dan pensil yang digerakkan ke kiri dan ke kanan.
  3. Bunyi halilintar dapat diperoleh dengan menjatuhkan atau memukul seng.
  4. Bunyi tembakan dapat diperoleh dengan cara memcahkan balon atau memukul benda keras lainnya.
  5. Bunyi kapal terbang dapat diperoleh dengan cara merekam bunyi pesawat sungguhan atau lipatan karton tipis yang ditempelkan pada baling-baling kipas angin dan dikerakan suaranya dengan mikrofon.

Musik dalam teter mempunyai kedudukan yang sangat penting karena penonton akan mudah untuk membayangkan apa yang terjadi di atas pentas. Musik yang baik dan tepat bisa membantu pemeran membawakan warna dan emosi peran dalam adegan, Musik juga dapat dipakai sebagai awal dan penutup adegan atau juga sebagai jembatan antara adegan yang satu dengan adegan yang lain.