Senin, 27 April 2020

Bercocok tanam Organik Secara Vertikultur

Mantan KA UPTD

I. PENDAHULUAN
Sistem pertanian vertikultur adalah sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat. Sementara itu, vertikultur organik adalah budidaya tanaman secara vertikal dengan menggunakan sarana media tanam, pupuk, dan pestisida berasal dari bahan organik non kimiawi. Sistem vertikultur merupakan solusi atau jawaban bagi yang berminat dalam budidaya tanaman namun memiliki ruang atau lahan sangatterbatas. Kelebihan sistem pertanian vertikultur: (1) Efisiensi dalam penggunaan lahan. (2) Penghematan pemakaian pupuk dan pestisida. (3) Dapat dipindahkan dengan mudah karena tanaman diletakkan dalam wadah tertentu. (4) Mudah dalam hal monitoring/pemeliharaan tanaman. Namun demikian, sistem budidaya vertikultur juga memiliki kelemahan, yaitu: (1) Investasi awal cukup tinggi. (2) Sistem penyiraman harus kontinyu serta memerlukan beberapa peralatan tambahan, misalnya tangga sebagai alat bantu penyiraman, dll.
Jenis tanaman yang dapat ditanam dengan sistem ini sangat banyak, misalnya a) tanaman sayur semusim (sawi,selada, kubis, wortel, tomat, terong, cabai dan lain-lainnya), b) tanaman bunga seperti anggrek, mawar, melati, azalea, kembang sepatu, dll; dan c) tanaman obat-obatan yang sekulen.

Terdapat tiga aspek yang harus dipersiapkan dalam budidaya tanaman organik secara vertikultur, yaitu: (1) Pembuatan rak vertikultur. (2) Penyiapan dan penggunaan pupuk organik. (3) Penanaman dan pemeliharaan. Pada tulisan ini akan dipaparkan ketiga aspek tersebut secara singkat dan jelas.

II. PEMBUATAN RAK VERTIKULTUR
Pelaksanaan vertikultur dapat menggunakan bangunan khusus (modifikasi dari sistem green house) maupun tanpa bangunan khusus, misalnya di pot gantung dan penempelan di tembok-tembok. Wadah tanaman sebaiknya disesuaikan dengan bahan yang banyak tersedia di pasar lokal. Bahan yang dapat digunakan, misalnya kayu, bambu, pipa paralon, pot, kantong plastik dan gerabah. Bentuk bangunan dapat dimodifikasi menurut kreativitas dan lahan yang tersedia. Yang penting perlu diketahui lebih dahulu adalah karakteristik tanaman yang ingin dibudidayakan sehingga kita dapat merancang sistemnya dengan benar.
2.1. Pembuatan Unit Vertikultur dari Bambu atau Paralon
2.2. Pembuatan Unit Vertikultur Sistem Rak
2.3. Penyiapan Media Tanam


III. PENYIAPAN DAN PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK
3.1. Penyiapan Pupuk Organik
3.2. Penggunaan Pupuk Organik

IV. PENYIAPAN PESTISIDA ORGANIK
Pestisida organik di pasaran saat ini cukup banyak pilihannya. Adapula yang disebut pestisida hayati dimana isinya adalah mikroba antagonis. Pestisida organik yang akan digunakan bisa langsung dibeli di pasaran atau disiapkan sendiri. Berikut terdapat beberapa resep pembuatan pestisida nabati.
4.1. Ekstrak Daun Nimba, Tembakau, Brotowali
4.2. Ekstrak Daun Sirsak
4.3. Ekstrak Sirtem (Sirih dan Tembakau)
4.4. Ekstrak Belengse (Nimba, Lengkuas, Serai)
4.5. Ekstrak Gatem (Gadung dan Tembakau)

V. PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN TANAM
Pada dasarnya ada tiga tahap dalam proses ini, yaitu persemaian, pemindahan, dan penanaman. Seperti halnya menanam, menyemaikan benih juga memerlukan wadah dan media tanam. Wadah diisi media tanam seperlunya dan memiliki lubang di bagian bawah untuk mengeluarkan kelebihan air. Jumlah benih yang dapat disemaikan disesuaikan dengan ukuran wadahnya, dalam hal ini jarak tanam benih diatur sedemikian rupa agar tidak berdempetan.

Posted by Arif Stiawan