Sabtu, 09 November 2019

Peran Antropologi Dalam Pewarisan Budaya Bangsa Pada Masa Globalisasi

Latar Belakang
Budaya sebagai kajian utama pada ilmu antropologi merupakan objek yang tak akan habis dan hilang. Budaya adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia. Dalam suatu budaya maka akan terjaga apabila budaya tersebut diwariskan kepada generasi selanjutnya. Karena budaya merupakan suatu kebiasaan yang tidak akan lepas dari kehidupan manusia. Budaya juga menunjukkan karakter dari manusia itu sendiri. Melalui budaya kita dapat memahami tentang kepribadian, karakter dan kebiasaan dari manusia yang melekat dengan budaya tersebut.

Di jaman sekarang globalisasi sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan budaya. Melalui globalisasi ini kita akan memperoleh dampak baik dampak positif maupun negatif. Sehingga kita sebagai penduduk yang memiliki budaya sangat ragam di negeri ini, harus dapat mengolah dan memilah dampak dari globalisasi tersebut. Dari dampak positif yang kita dapat, kita memperoleh banyak kemudahan dari globalisasi tersebut. Globalisasi yang memudahkan kita di segala aspek kehidupan manusia. Sedangkan dari dampak negatif, yaitu budaya sebagai karakter bangsa yang timbul dari masing-masing penduduk bangsa, saat ini telah mengalami pergeseran dan perubahan yang sangat bertolak belakang dengan budaya bangsa sendiri. Sehingga banyak terjadinya penyimpangan norma dalam masyarakat.
Dari uraian di atas tersebut, maka antropologi sangat berperan dalam pewarisan budaya bangsa. Antroplogi mempelajari budaya manusia dari jaman sebelumnya hingga sekarang.
Budaya sebagai kajian utama pada ilmu antropologi merupakan objek yang tak akan habis dan  Peran Antropologi Dalam Pewarisan Budaya Bangsa Pada Masa Globalisasi
Antropologi

A.Pengertian Pewarisan Budaya
Pewarisan budaya adalah suatu proses peralihan nilai-nilai dan norma-norma yang dilakukan dan diberikan melalui pembelajaran oleh generasi tua ke generasi yang muda.

Tujuan dari pewarisan budaya, diantaranya :
1.Pengenalan nilai, norma dan adat istiadat dalam hidup.
2.Terciptanya keadaan yang tertib, tentram, harmonis, dalam masyarakat.
3.Usia manusia terbatas.
Suatu budaya di dalam masyarakat yang terus menerus dilestarikan atau diteruskan ke generasi selanjutnya agar kebudayaan tersebut tidak hilang atau punah diterjang oleh  kebudayaan yang baru. Oleh karena itu kita sebagai penerus generasi selanjutnya harus bisa melestarikan budaya yang sudah ada agar budaya itu tidak punah. Warisan budaya dapat berupa bahasa, tari, lagu, alat musik, masakan, bangunan atau candid an peninggalan lainnya.

Proses pewarisan budaya, antara lain :
1.Internalisasi
Internalisasi adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup individu, yaitu sejak lahir hingga akhir hayatnya. Sepanjang hayatnya seseorang terus belajar untuk mengolah segala perasaan, hasrat nafsu dan emosi, kemudian menjadi sebuah kepribadian.

2.Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses seseorang individu belajar berinteraksi dengan sesamanya dalam suatu masyarakat menurut sistem nilai, norma dan adat istiadat yang mengatur masyarakat yang bersangkutan.

3.Enkulturasi 
Enkulturasi adalah proses belajar dan menyesuaikan alam pikiran serta sikap adat, sistem norma, serta semua aturan yang ada di dalam kebudayaan suatu masyarakat.

Sarana proses pewarisan budaya pada masyarakat secara tradisional, yaitu melalui :
1.Keluarga 
Keluarga sebagai media perubahan budaya yang pertama dan utama, karena keluarga sebagai sumber pertama kali belajar atau sebagai agen sosiaisasi primer. Fungsi keluarga :
a.Reproduksi
b.Ekonomi
c.Edukatif
d.Afektif/sikap
e.Perlindungan
f.Religi

2.Masyarakat 
Masyarakat terjadi melalui proses sosialisasi, dimana anggota masyarakat belajar tentang adat, nilai dan norma yang berlaku. Salah satu bentuk yang paling penting yaitu lingkungan teman sepermainan.

3.Lembaga Adat
Masyarakat selalu identik dengan adat. Tiap orang terikat pada aturan adat yang dimiliki oleh lembaga adat apabila ia dilanggar akan mendapat sanksi sosial. Lembaga adat sebagai tempat pewarisan kebudayaan mengajarkan betapa pentingnya menjaga kelestarian adat, agar generasi muda tidak melupakan begitu saja.
Peran lembaga adat dalam pewarisan budaya adalah mensosialisasikan norma dan adat yang berlaku dalam masyarakat.

4.Lembaga Agama
Lembaga agama sebagai sumber utama nilai dan norma. Lembaga agama memberikan penekanan terhadap nilai dan norma yang berlaku.
Sarana pewarisan budaya pada masyarakat secara modern :
1.Sekolah atau Pendidikan
Di sekolah terdapat suatu pembelajaran secara sistematis terhadap individu. Dalam pewarisan budaya, sekolah memiliki fungsi :
a.Memperkenalkan, memelihara dan mengembangkan unsur-unsur budaya.
b.Mengembangkan kekuatan penalaran.
c.Memperkuat kepribadian dan budi pekerti.
d.Menumbuhkankembangkan semangat kebangsaan.
e.Menumbuhkan manusia pembangunan.

2.Media Massa
Melalui media massa, setiap individu dapat memperoleh informasi dan pengetahuan. Melalui media massa juga, cakrawala berpikir masyarakat dapat dikembangkan dan diperluas dalam suatu proses pewarisan budaya. Media massa mencakup media cetak atau elektronik.

3.Bidang Politik
Dalam hal ini, pewarisan budaya dilakukan melalui lembaga pemerintahan. Lembaga ini, berada pada tiap-tiap tingkat kehidupan masyarakat. Ada pemerintahan pusat dan daerah yang meliputi kelurahan, rukun warga, rukun tetangga, dan lain-lain.
Peran warga dalam bidang politik disalurkan melalui kelembagaan partai-partai politik. Fungsi lembaga politik yaitu mengawasi, menyusun, menerapkan huku-hukum Negara dan menyelenggarakan serta mengawasi perundang-undangan, dan lain-lain.
Untuk menyelenggarakan sistem demokratis, kesadaran berbangsa dan bernegara akan tumbuh dalam bentuk patriotisme, bela negara dan cinta tanah air.

4.Organisasi atau Kelompok Sosial
Pengelompokan orang-orang yang disebutkan oleh C.H Holley sebagai “secondary group atau kelompok sekunder”. Kelompok ini dibentuk secara teroganisir untuk mencapai kepentingan tertentu dalam kehidupan masyarakat. Baik dalam bidang keagamaan, pendidikan, politik pemerintahan, dan sebagainya.
5.Bidang Perekonomian
a.Bidang produksi yaitu usaha-usaha menghasilkan kebutuhan-kebutuhan ekonomi melalui usaha pertanian, perikanan, peternakan dan perindustrian.
b.Bidang konsumsi yaitu usaha-usaha yang secara langsung dinikmati warga masyarakat sebagai konsumen, terutama kebutuhan manusia untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan.
c.Bidang distribusi yaitu usaha-usaha untuk menyebarluaslan hasil-hasil produksi melalui distribusi perdagangan atau perniagaan.


B.Pengertian Globalisasi
Di era globalisasi bangsa-bangsa di dunia tidak dapat menutup diri dari pergaulan dengan bangsa lain. Pergaulan itu membawa pengaruh bagi bangsa yang saling berkomunikasi. 
Globalisasi adalah proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya menyangkut informasi secara mendunia melalui cetak dan elektronik. 
Dampak Pengaruh Globalisasi Dalam Perubahan Budaya

1.Dampak Positif 
a.Mempercepat proses perkembangan pembangunan karena masuknya ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, baik dalam bidang telekomunikasi dan elektronik maupun bidang lainnya.
b.Memperluas cakrawala berpikir dan berwawasan luas sehingga menjadikan manusia Indonesia sebagai pelopor pembaharuan dan perintis pembangunan.
c.Perubahan tata nilai dan sikap. Adanya globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semula irasional menjadi rasional.

2.Dampak Negatif 
a.Terjadinya goncangan budaya (cultural shock) sehingga ada individu yang tidak siap dalam menerima perubahan yang terjadi. Akibatnya mereka tertinggal dan frustasi.
b.Terjadi ketimpangan budaya (cultural lag) disebabkan budaya asing yang masuk tidak serempak.

c.Pergeseran nilai-nilai budaya yang mengakibatkan anomi. Pewarisan budaya yang begitu cepat sehingga perubahan dibidang nilai budaya dan keagamaan. 
Dampak globalisasi terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat :
1.Pola Tingkah Laku
Pergeseran pola tingkah laku yang disebabkan oleh globalisasi tersebut, menyangkut banyak bidang, seperti perubahan tingkah laku di lingkungan keluarga, sekolah masyarakat. Contohnya, dengan adanya perubahan tersebut, maka sekarang ini kita disibukkan dengan adanya gadget yang semakin lama kegunaan benda ini semakin besar, barang siapa yang memiliki benda ini, seakan-akan dunia dalam genggamannya.

2.Gaya Hidup
Perubahan gaya hidup menimbulkan gejala peniruan atau imitasi secara berlebihan terhadap seorang figure yang lagi dijadikan simbol/idola. Hal seperti ini telah terjadi pada remaja kita yang sedang mencari jati diri mereka.

3.Kehidupan Keluarga
Diantara para ahli antropologi berpendapat bahwa keluarga adalah kelompok sosial yang paling penting di dalam masyarakat. Keluarga memiliki dua fungsi yaitu kelompok dimana individu dapat menikmati bantuan dari sesamanya dan keamanan dalam hidupnya.

4.Pendidikan 
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar secara aktif mengembangkan potensi dirinya, sehingga setelah anak menerima pendidikan yang sangat dasar di keluarga, maka anak akan mendapat pendidikan dari lingkungan sekitarnya. Pendidikan yang dilakukan saat ini melalui tiga jalur, yaitu formal, informal dan nonformal.

5.Tatanan Trasidional
Sugeng Reksodiharjo (1990: 87) mengatakan bahwa tata kelakuan dan pedoman tingkah laku yang mengandung nilai-nilai budaya wajib dilestarikan dan perlu dipupuk sebagai nilai budaya. Hanya pranata atau “instritution” yang merupakan kelakuan yang berpola dari manusia dan kebudayaan.

C.Antropologi dalam globalisasi
Perkembangan antropologi mengalami kemiripan dengan globalisasi. Antropologi juga sedikit banyak lahir dan berkembang dari rahim kolonialisme  imperialisme. Kemudian antropologi berkembang seiring dengan perkembangan imperialisme. Hingga pada masa globalisasi seperti pada saat ini antropologi memiliki peran yang sangat penting yang juga dimanfaatkan untuk mewujudkan kepentingan para kapitalis seperti pembuatan ISO, mencari data-data guna melanjutkan pembangunan, modernisasi, dan lainnya.

Antropologi muncul dilatarbelakangi oleh kedatangan orang Eropa di benua Afrika, Asia, dan Amerika sejak akhir abad ke-16. bersamaan dengan itu maka terbit berbagai macam tulisan etnografi (etmos berarti ‘bangsa’) yang sangat menarik perhatian bangsa Eropa pada waktu itu. sehingga memunculkan sikap-sikap yang memberikan stereotype kepada bangsa di luar Eropa, seperti anggapan bahwa orang-orang ini sebenarnya hanya manusia liar, kemudian muncul istilah savage, dan primitive (Koentjaraningrat, 2005:1-2) juga seperti ditulis oleh Edward B. Taylor (1832-1917) dalam karya yang spektakuler “Primitive Culture” (J. Van Baal, 1987:84). Dari asumsi awal itu kemudian memunculkan karangan-karangan yang bahannya tersusun berdasarkan cara berfikir evolusi yang melihat masyarakat berkembang melalui beberapa tingkatan evolusi dan karangan-karangan yang berbasis teori diffusi yang memandang masyarakat mengalami penyebaran kebudayaan (Koentjaraningrat, 2005: 2).

Antropologi di Tengah-Tengah Globalisasi
Modernisasi di segala bidang pada negara-negara dunia ketiga merupakan salah satu agenda globalisasi. Ciri-ciri dari modernisasi ialah memasukkan ide-ide / materi-materi barat agar dipakai dan diadopsi oleh dunia ketiga. Oleh fred W. Rings menyebut bahwa proses modernisasi sebagai “westernisasi” (FX. Adi Samekto:2005). Seperti bisa kita lihat bahwa dampak dari proses westernisasi ternyata tidak sebagus embel-embel yang dipromosikan. Justru yang terjadi adalah sebaliknya, seiring dengan meledaknya jumlah penduduk di Indonesia. Pembangunan mall-mall megah, hotel berbintang lima, busway, jalan bebas hambatan, justru semakin mempertegas pernyataan bahwa kapitalisme global dapat menimbulkan ketimpangan sosial yang dahsyat. Hal ini justru semakin memunculkan perbedaan kelas antara kelas kaya maupun miskin (walaupun muncul kelas menengah). Terjadinya pengangguran yang luar biasa, semakin bertambahnya kaum miskin di kota, anak-anak jalanan, pelacuran serta free sex. Tetapi bagi kelas yang kaya muncul budaya hedonistik, permisivisme, konsumeristik yang berlebihan, gaya hidup yang serba mewah dan berkelas, dan lain sebagainya; walaupun terjadi penggusuran disebelahnya mereka seakan acuh. Inilah fakta modernisasi yang sebenarnya yang dapat kita lihat dengan mata telanjang. 
Dengan adanya dampak modernisasi tersebut, antropologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang pola kehidupan manusia mendapatkan lahan penelitian yang semakin luas dan kompleks. Pada saat ini kebanyakan antropolog sudah tidak lagi meneliti tentang masyarakat primitif dipedalaman Papua, Kalimantan, NTT dan sebagainya, tetapi lebih banyak memusatkan konsentrasi penelitian mereka pada masyarakat “modern”. Sekarang banyak muncul penelitian tentang perkembangan industri kecil serta munculnya elit-elit baru, pelacuran di suatu lokalisasi tertentu, anak jalanan, dan lain sebagainya yang bersifat kekinian. Dengan berbagai macam latar belakang serta motivasi tertentu, baik itu penelitian pesanan maupun penelitian idealis, para antropolog dengan sangat tekun melakukan pengamatan dengan metode participant observation, live history serta yang menggunakan metode-metode lain mengupas secara mendetail fenomena-fenomena baru serta dampak dari globalisasi. 

Dalam perkembangan saat ini, batas-batas antropologi dengan ilmu-ilmu yang lain seperti ekonomi, sejarah, arkeologi, atau “saudara kandung”nya yaitu sosiologi menjadi sangat tipis. Saat ini banyak penelitian-penelitian dari program studi sosiologi mengupas hal-hal secara mendetail (sampai dengan pada tingkat subculture), namun sebaliknya banyak dari penelitian-penelitian antropologi yang mengupas hal-hal yang lebih global.

Seiring dengan bergulirnya pembangunan, maka semakin berkembang pula aliran-aliran antropologi yang sangat dibutuhkan pemerintah seperti antropologi ekonomi, antropologi sosial, antropologi kesehatan, dan aliran antropologi terapan yang lain. Meskipun sebenarnya antropologi terapan sudah muncul sejak pertengahan abad ke 19 (Koentjaraningrat, 1990:236).

D.Peran Antropologi Dalam Pewarisan Budaya Bangsa Di Masa Globalisasi
Dalam kehidupan, manusia selalu mengalami kemajuan terus menerus karena manusia adalah makhluk yang pemikir dan hasil dari pemikiran tersebut telah banyak menghasilkan penemuan-penemuan dari segi teknologi, teori dan kebudayaan. Di era globalisasi ini telah banyak sekali perubahan-perubahan yang dapat kita rasakan di kehidupan sehari-hari dan hal itu juga mempengaruhi kebudayaan yang ada di masyarakat. Dan perubahan itu terkadang mengikuti perubahan dari pengaruh globalisasi. Hubungannya dengan antropologi adalah karena antropologi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan manusia dan antropologi ini juga mencakup beberapa ilmu disiplin seperti sosiologi, psikologi, ilmu politik, ilmu ekonomi, ilmu sejarah, dan biologi manusia bahkan juga humaniora. Fungsi dari antropologi di era globalisasi adalah sebagai pengendali perilaku menyimpang yang di timbulkan oleh masyarakat karena akibat terpengaruhnya kemajuan globalisasi karena antropologi itu ilmunya bisa menyesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi dan dapat mendapatkan solusi sebagai pemecahan masalah yang di hadapi. Ilmu-ilmu antropologi juga merupakan ilmu yang efisien sebagai ilmu pendidikan yang dapat di terima masyarakat.

Antropologi sebagai disiplin ilmu yang mengkaji masyarakat atau kelompok manusia dalam berbagai wujud ekspedisinya. Pada masa kini mengalami fragmentasi teoritis oleh Barofsky (1994 : 4) disebut kecenderungan sentrifugal yang sering menimbulkan sikap yang tidak menentu jika dihadapkan dengan persoalan bagaimana gejala-gejala sosial-budaya dapat dianalisis dan di interpretasi secara tepat, agar tidak dituduh bahwa yang dilakukan itu tidak tepat atau tidak lagi mutakhir.

Pewarisan budaya adalah suatu proses peralihan nilai-nilai dan norma-norma yang dilakukan dan diberikan melalui pembelajaran oleh generasi tua ke generasi yang muda. Berdasarkan pengertian tersebut, maka ilmu antropologi sangat berperan dalam proses untuk menurunkan budaya bangsa yang diberikan dari zaman ke zaman, sehingga kebudayaan tersebut tidak akan punah, tetapi akan tetap lestari bahkan berkembang mengikuti zaman. Apalagi zaman sekarang ini, kita telah memasuki masa globalisasi yang membuat budaya asing dapat dengan mudah masuk ke dalam budaya bangsa kita. Ilmu antropologi sebagai pengendali agar pewarisan budaya tetap terjaga sesuai budaya yang berjalan di masyarakat.

Pewarisan budaya sebagai proses sosial dalam pengembangan budaya merupakan usaha manusia untuk menjaga dan memelihara budayanya. Namun, budaya adalah hasil cipta, karsa dan rasa manusia yang memiliki sifat dinamis, mengikuti perkembangan zaman. Zaman dimana dulu masih trasdisional dan sekarang sudah modern, karena ditunjang oleh adanya teknologi dan perkembangan pikiran manusia tentang kebiasaan dan perilaku manusia yang rasional. Seperti pandangan orang Eropa yang memandang manusia di luar Eropa itu perimitif yang pandangan itu dijadikan sebagai awal munculnya ilmu antropologi. Mereka menyebut primitif karena kebiasaan atau perilaku orang di luar Eropa itu kuno atau tidak rasional, tidak seperti yang dilakukan di Eropa saat itu, yang mereka itu lebih maju, baik dalam alat yang digunakan, benda yang dihasilkan dan hasil dari produksi manusianya.

Apa yang terjadi pada uraian di atas, kini sudah terjadi dimasa globalisasi ini, dimana semua aspek kehidupan masyarakat bersifat terbuka. Jadi budaya luar sudah tidak lagi mengenal batasan untuk masuk ke budaya kita. Kita sebagai bangsa yang memiliki keanekaragaman budaya harus bisa menjaga kebudayaan kita agar pewarisan budaya kita dapat berlangsung terus menerus hingga ke generasi kita mendatang.

Pewarisan budaya sangat penting bagi manusia karena dengan budaya manusia dapat menunjukkan jati diri kita sebagai suatu makhluk yang berbudaya dan sebagai cirri khasnya, contoh kita sebagai orang Indonesia harus melestarikan budaya Indonesia agar jati diri dan martabat bangsa Indonesia tidak hilang terbawa arus globalisasi, oleh karena itu, kita harus bangga dengan budaya kita sendiri

Contoh manfa’at antropologi dalam pewarisan budaya: 

1. Dapat mengetahui pola perilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat secara universal maupun pola perilaku manusia pada tiap-tiap masyarakat (suku bangsa), sehingga dengan paham akan pola perilaku tersebut, kita masih dapat menjaga keaslian budaya dan budaya luar tidak dapat menggeser budaya asli tersebut dengan mudah.

2. Dapat mengetahui kedudukan serta peran yang harus kita lakukan sesuai dengan harapan warga masyarakat dari kedudukan yang kita sandang. Jadi, kita mudah untuk mengetahui apa yang mesti kita lakukan dan kita tidak mengalami kebingungan dalam menghadapi budaya dari luar.

3. Dengan mempelajari Antropologi akan memperluas wawasan kita terhadap tata pergaulan umat manusia diseluruh dunia yang mempunyai kekhususan-kekhususan yang sesuai dengan karakteristik daerahnya sehingga menimbulkan toleransi yang tinggi.

4. Dapat mengetahui berbagai macam problema dalam masyarakat serta memiliki kepekaan terhadap kondisi-kondisi dalam masyarakat baik yang menyenangkan serta mampu mengambil inisiatif terhadap pemecahan permasalahan yang muncul dalam lingkungan masyarakatnya.

Antropologi dapat menyesuaikan terhadap zaman dan permasalahan yang di hadapi karena selama di dunia ini masih ada manusia yang mendapatkan problematika di situ antropologi akan selalu di butuhkan untuk menyelesaikan masalah mereka,karena di setiap kehidupan manusia itu pasti akan selalu mendapatkan permasalahan dan itu semua memerlukan pemecahan masalah untuk mencari solusi dan untuk mengetahui akar permasalahan tersebut agar bisa menyelesaikannya dengan seksama maka itu di perlukan antropologi dan kita sebagai generasi sekarang harus bisa menyesuaikan diri akan kemajuan zaman dan dapat memilah mana yang baik dan mana yang tidak baik.

Semakin jelas bahwa ahli antropologi memiliki peran penting dalam meningkatkan pemahaman kita tentang masyarakat dan kaitannya dengan pewarisan budaya bangsa di masa globalisasi ini. Globalisasi yang membuat budaya semakin terbuka terhadap budaya di luar bangsa itu sendiri. Sebagai contoh bangsa kita Indonesia saat ini telah mengalami penurunan pemahaman terhadap budaya bangsa kita sendiri. Bangsa kita semakin terpengaruh dengan budaya bangsa lain, seperti bangsa orang barat yang budayanya sudah dilakukan oleh generasi bangsa kita. Generasi kita lebih bangga untuk melakukan kebiasaan orang barat daripada kebiasaan yang sudah dicontohkan oleh orang terdahulu sebelum kita. Bahkan generasi kita sama sekali tidak mengenali budaya asli bangsa kita sendiri. Fenomena seperti itu membuat pewarisan budaya bangsa kita mengalami gangguan akibat masuknya budaya dari bangsa luar yang sudah menjadi budaya yang biasa dilakukan di bangsa kita. Budaya-budaya yang dilakukan oleh nenek moyang kita atau orang-orang sebelum kita sekarang ini semakin berkurang bahkan hilang.


Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa peran antropologi dalam pewarisan budaya bangsa di masa globalisasi ini sangat penting sebagai pengendali dan meningkatkan pemahaman kita tentang masyarakat dalam upaya mewariskan budaya bangsa kepada generasi selanjutnya bersamaan dengan proses globalisasi yang berkembang sangat pesat ini. Dengan antropologi kita dapat memilah mana hal yang baik dan mana hal yang buruk. Antropologi sebagai disiplin ilmu yang dapat berkembang mengikuti zaman dan dipelajari selama manusia masih ada yang mendapatkan problematika disitulah antropologi selalu dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah mereka.

Manusia secara tidak sadar telah mewariskan budayanya kepada anak dan cucunya melalui kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan sehari-hari. Melalui kebiasaan-kebiasaan itu maka generasi kita akan memahami dan mengikuti kebiasaan itu, tetapi sekarang ini, hal itu sudah tidak berlaku terhadap generasi kita. Generasi kita sudah tidak lagi memahami dan mengenali budaya bangsa kita sendiri, justru mereka lebih bangga mengikuti budaya orang Barat, yang budayanya berseberangan dengan budaya bangsa kita. Peran antropologi terhadap pewarisan budaya bangsa terutama dimasa globalisasi ini, yaitu sebagai pengendali perilaku menyimpang yang di timbulkan oleh masyarakat karena akibat terpengaruhnya kemajuan globalisasi karena antropologi itu ilmunya bisa menyesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi dan dapat mendapatkan solusi sebagai pemecahan masalah yang di hadapi. Selain itu, antropologi untuk mengetahui tatanan hidup dalam masyarakat, untuk mengetahui apa yang harus kita lakukan dalam menghadapi permasalahan dalam budaya, untuk mengetahui kedudukan dan peran kita di masyarakat, dan untuk mengetahui problematika yang terjadi di masyarakat.

Saran
Sebagai bangsa yang beraneka ragam kebudayaan, maka diharapkan :
  1. Kita dapat memilah mana budaya yang baik dan mana budaya yang buruk yang dapat kita ikuti dan tinggalkan.
  2. Kita memahami tentang budaya kita sendiri sebagai hasil kebudayaan yang menunjukan jati diri bangsa kita.
  3. Kita menjaga dan melestarikan budaya bangsa kita agar tidak tergeser oleh budaya luar.
  4. Kita mengajak masyarakat agar tetap cinta terhadap budaya bangsa.

Buku Referensi:
  • Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.(1996). Dampak Globalisasi Informasi   Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Depdikbud.
  • Kurniawan, Benny. (2012). Ilmu Budaya Dasar. Tangerang: Jelajah Nusa.
  • Masinambow, E.K.M. (1997). Koentjaraningrat dan Antropologi di Indonesia.